BAB
I
PENDAHULUAN
Cinta merupakan
pengalaman yang sangat menarik yang pernah kita alami dalam hidup ini. Sangat
disesali, orang pada umumnya masih bingung akan apakah cinta itu sesungguhnya.
Kebingungan mereka semakin bertambah ketika dunia perfilman memperkenalkan arti
cinta yang salah dimana penekanan akan cinta selalu dititik beratkan pada
perasaan dan cerita romantika.
Dari jaman dulu sampai
sekarang hakikat cinta kasih masih menjadi perbincangan yang tidak dibatasi
secara jelas dengan makna yang luas pula.Walaupun, sulit juga untuk diungkapkan
dan diingkari bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup
fundamental.Begitu fundamentalnya sampai-sampai membawa Khalil Gibran, seorang
punjagga terkenal, berpendapat bahwa
“Cinta hanyalah sebuah kemisterian”.Cinta sangat erat dalam kehidupan dan
tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan. Tidak pernah selintas pun orang
berpikir bahwa cinta itu tidak penting. Mereka haus akan cinta, mereka butuh
akan cinta.
Kendati pun demikian,
hampir setiap orang tidak pernah berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu.
Padahal berpikir tentang apa dan bagaimana cinta itu, cinta bisa diibaratkan sebagai suatu seni
yang sebagaimana bentuk seni lainnya sangat memerlukan pengetahuan dan latihan
untuk bisa menggapainya.
Begitupun dengan kasih
sering sekali kita terkecoh bahkan sulit untuk membedakan cinta dan kasih itu
sendiri. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik mengambil judul makalah
Manusia dan Cinta Kasih, agar dapat membantu kita semua untuk lepas dari
ketidak jelasan Cinta Kasih yang selalu menjadi bahan perenungan, diskusi,
cerita yang tidak pernah ada akhirnya.
BAB
II
PERMASALAHAN
Banyak alasan
pentingnya membicarakan manusia dan cinta kasih. Dalam memahami atau
mempelajari manusia dan cinta kasih tentu tidak akan mendefinisikannya secara
universal dan objektif tetapi berpatokan pada jenis – jenis atau macam –
macamnya. Manusia dan cinta kasih ada hubungannya dengan unsur – unsur
membentuknya.Banyak orang melihat masalah cinta ini pertama – tama sebagai
masalah dicintai dan bukan masalah mencintai, yaitu masalah kemampuan orang
untuk mencintai. Pendapat semacam ini akan mendorong manusia untuk selalu
mempermasalahkan bagaimana supaya ia di cintai, atau bagaimana supaya ia
menarik orang lain. Dan untuk mengejar tujuan ini umumnya orang menempuh
beberapa jalan.Permasalahan yang sering timbul dikalangan masyarakat ataupun
sekarang ini yaitu mengenai perasaan cinta.Ada orang yang menyatakan cinta,
namun dalam perjalanannya orang itu hanya mementingkan perasaannya sendiri
tanpa mementingkan perasaan orang yang mencintainya. Tak jarang perasaan cinta
yang dimiliki seseorang, menyampaikannya dengan cara yang salah. Orang semacam
ini biasanya tidak mengetahui bagaimana cara menyampaikan perasaan cinta dan
kasih yang dimilikinya. Banyak juga orang yang memendam perasaannya karena
tidak tahu bagaimana cara menyampaikan perasaan yang dimilikinya kepada orang
yang ingin disampaikan perasaannya itu.
Berdasarkan uraian di
atas maka berikut penulis akan merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
- Apakah
pengertian cinta kasih tersebut?
- Apakah
pengertian kasih sayang?
- Apa
sajakah macam bentuk cinta kasih itu?
- Bagaimana
mewujudkan rasa cinta dan kasih sayang agar kehidupan tentram dan damai
terjadi?
BAB
III
PEMBAHASAN
1.
HAKIKAT CINTA KASIH
Cinta merupakan
suatu istilah yang sulit untuk dibatasi secara jelas karena cinta adalah salah
satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
Secara sederhana
cinta bisa dikatakan sebagai panduan rasa simpati antara dua makhluk. Rasa
simpati ini tidak hanya berkembang diantara pria dan wanita, akan tetapi bisa
juga di antara pria dengan pria wanita dengan wanita pada hal ini bisa
dimisalkan hubungan cinta kasih antara seorang ayah dengan anak laki-lakinya
atau cinta seorang ibu dengan anak gadisnya.cinta sangat erat hubungannya
dengan kehidupan manusia, semua manusia haus akan cinta salah satunya banyak
orang yang tiada henti-hentinya menonton film tentang kisah cinta, baik yang
berakhir bahagia maupun sebaliknya dan banyak juga orang yang suka mendengarkan
berpuluh-puluh lagu yang bermotif tentang cinta, walau demikian hampir semua
orang tidak pernah berfikir tentang apa dan bagaimana cinta itu. Banyak orang
yang beranggapan bahwa cinta itu tidak lebih dari sekedar perasaan
menyenangkan, yang untuk mengalaminya orang harus terjatuh ke dalamnya.Sikap
semacam itu pada hakikatnya berdasar pada pendapat-pendapat berikut ini, baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Banyak orang
yang melihat masalah mencintai itu merupakan malasah kemampuan orang untuk
mencintai. Pendapat semacam ini akan mendorong manusia untuk selalu
mempermasalahkan bagaimana supaya ia dicintai, atau bagaimana supaya ia menarik
orang lain. Untuk mengejar tujuan ini biasanya laki-laki akan berusaha menjadi
sukses , berkuasa dan kaya sejauh dimungkinkan oleh batas-batas kedudukan
sosialnya. Sementara yang wanita biasanya membuat dirinya lebih menarik dan
cantik, lebih merangsang dan lain sebagainya. Selain itu, cara yang dianggap bisa
menarik orang lain adalah dengan memupuk tingkah laku yang menyenangkan,
menyuguhkan tutur kata yang menarik suka menolong, sopan dan dan
tindakan-tindakan lain yang bersifat tidak mengganggu orang lain.Cinta adalah
suatu kegiatan dan bukan merupakan pengaruh yang pasif. Secara demikian bisa
pula dikatakan bahwa salah satu esensi dari cinta adalah adanya kreatifitas
dari diri seseorang terutama terletak pada aspek memberi dan bukan menerima.
2.
CINTA KASIH DALAM BERBAGAI DIMENSI
Cinta
boleh dibilang telah menjadi bagian hidup manusia.Pengakuan hal ini merupakan
pengertian yang sangat umum.Lewat pembahasan itu pula barangkali juga sempat
menangkap wawasan yang lebih luas dari hubungan cinta kasih antar insan. Cinta
tidak sekedar peraturan antara unsur-unsur yang telah disebutkan, tetapi lebih
luas dari itu ia mempunyai hubungan pengertian dengan konstruk lain misalnya
kasih sayang, kemesraan, belas kasihan ataupun dengan aktivitas pemujaan.
Kasih
sayang paling btidak menuntut adanya dua pihak yang terlibat di dalamnya yaitu
seseorang yang mencurahkan perasaan
sayang, cinta atau suka dan seseorang yang memperoleh curahan kasih sayang,
cinta dan suka itu sendiri.
Perhatian
itu pada dasarnya pada dasarnya merupakan salah satu unsur dasar dari kisah
cinta. Sebagai manusia normal kita sangat membutuhkan kehadiran orang lain
dalam hidup kita. Kasih sayang adalah sesuatu yang indah, suci dan didambakan
oleh setiap orang. Seseorang tidak akan memperoleh kasih sayang apabila tidak
ada orang lain yang memberi. Dengan bertitik tolak kepada kasus hubungan antara
orang tua dengan anaknya kita bisa membedakan sebagai bentuk kasih sayang
berikut ini:
Pertama,
orang tua bersikap aktif sementara si anak bersikap pasif, dalam hubungan ini
orang tua memberikan kasih sayang yang berlebihan terhadap anaknya, sementara
si anak hanya menerima saja, mengiyakan tanpa sedikitpun berusaha memberikan
respon. Kondisi semacam ini biasanya akan menciptakan anak yang senantiasa
takut, kurang berani menytakan pendapat, minder, atau dengan kata lain
cenderung membentuk sosok anak yang tidak mampu berdiri sendiri dalam
masyarakatnya.
Kedua,
orang tua bersikap pasif sementara si anak bersifat aktif.Si anak mencurahkan
kasih sayang kepada orang tuanya secara berlebihan.Orang tua cenderung mendiamkan
tingkah laku anaknya dan tidak memberikan respon terhadap apapun yang diperbuat
si anak.
Ketika,
suatu bentuk kasih sayang dimana orangtua bersikap pasif sementara si anak juga
bersikap pasif. Dalam bentuk ini jelas masing-masing pihak membawa cara hidup
dan tingkah lakunya tanpa saling mempertahankan satu sama lain. Suasana
keluarga terasa dingin tidak ada tegur sapa dan yang jelas tiada kasih
sayang.Kecenderungan yang menonjol dalam bentuk ini orang tua hanya memenuhi
kebutuhan anak dalam bidang materi semata-mata.
Sedang
bentuk keempat adalah suatu bentuk kasih sayang dimana orangtua bersikap
aktifsementara si anak juga bersikap aktif. Dalam bentuk ini orangtua dan anak
salig memberikan kasih sayang scara berlebihan, sehingga hubungan antara
orangtua dan anak terasa intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai,
dan yang jelas saling membutuhkan
Kasih
sayang adalah satu kondisi yang merupakan pertumbuhan lebih lanjut dari cinta
dalam kasih sayang masing-masing dituntut tanggung jawab, pengorbanan,
kejujuran, saling percaya, saling pengertian, dan saling terbuka, sehingga
keduanya seakan-akan merupakan satu kesatuan yang bulat utuh. Namun satu hal
pasti ia tidak akan muncul dan berkembang tanpa ada suatu pihak yang
memberikannya. Meskipun demikian, satu hal juga patut dipertimbangkan, bahwa
sebelum kita berkehendak memberikan kasih sayang kepada orang lain. Sudah tentu
kita harus mampu terlebih dahulu memberikan kasih sayang itu kepada diri kita
sendiri secara wajar.
3. KASIH SAYANG
Menurut
kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S.Purwodarminto, kasih sayang
diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada
seseorang.
Ada
berbagai macam bentuk kasih sayang , bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang
dan yang disayangi. Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak sadar dari masing –
masing pihak dituntuttanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya,
saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang
bulat dan utuh.Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur
tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang
tidak disertai kejujuran akan terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang
dapat merasakan kasih sayang bukan hanya sesuai atau istri atau anak – anaknya
yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan
kasih sayang dari ayah atau ibunya.
Kasih
sayang itu tampak sekali bila seseorang ibu sedang menyusui atau menggendong
bayinya itu diajak bercakap – cakap, ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun
bayi itu tak tahu arti kata – kata , lagu dan sebagainya.
4. K E M E S R A A N
Kemesraaan berasal dari kata dasar
“mesra”, yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan
akrab baik antara pria-wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah
berumah tangga.
Kemesraan pada dasarnya merupakan
perwujudan kasih yang telah mendalam.
Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya
“MAKNA KASIH” mengatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis
secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang
lain.”
Pernyataan ini dijabarkan secara indah
oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”. Bila di Indonesia
kisah Mendut Pranacitra.
Yose Ortega Y. Gasset dalam novelnya “On
Love” mengatakan, “di kedalaman sanubarinya seorang pecinta merasa dirinya
bersatu tanpa syarat dengan obyek cintanya.Persatuan bersifat kebersamaan yang
mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.”
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si
pecinta tidaklah akan kehilangan pribadinya dalam aliran energi cinta tersebut.
Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian
merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya.
Di bawah sorotan pandangan evolusi,
cinta menjadi lebih agung lagi, karena ia merupakan daya pemersatu dalam alam
semesta, dan kondisi utama yang memungkinkan hidup. Kemampuan mencintai ini
memberi nilai pada hidup kita, dan menjadi ukuran terpenting dalam menentukan
apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Cinta yang berlanjut menimbulkan
pengertian mesra atau kemesraan.Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
Kemesraan dapat menimbulkan daya
kreativitas manusia.Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk
seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Hubungan yang akrab dituangkan dalam
bentuk seni misalnya seni pahat, seni patung, seni lukis, seni sastra, dan
sebagainya sesuai dengan bakatnya.Dalam seni tari berbagai daerah mengenai
bentuk tari kemestaan seperti tari “Karonsih” dari Jawa Tengah, tari “Gatotkaca
Gandrung” juga dari Jawa Tengah.Tari “Merak” dari Jawa Barat, dan lain-lain
yang biasanya ditarikan dalam resepsi perkawinan.
Dalam seni musik, lagu kemesraan hampir
tiap menit kita dengar melalui radio atau alat media elektronika yang lain.
Lagu-lagu kemesraan antara lain “Cinta” ciptaan Rinto Harahap, “Mimpi-mimpi
Tinggallah Mimpi” ciptaan Tirto Saputra dan lain-lain.
Dalam kehidupan manusia terdapat
berbagai kasus kemesraan. Di dalam drama TVRI yang berjudul Tigor, betapapun mesra hubungan Tigor dengan
Minah, namun orang tua Minah, Jaya Kepruk semula tak menginginkan hubungan
anaknya dengan Tigor, pemuda “seberang”.
Tigor pemuda dari Tapanuli, bertugas di
daerah Jaya Kepruk untuk membantu pembangunan daerah itu.Ia mendukung gagasan
Pak Lurah yang bermaksud membuat saluran air dengan mengorbankan sebagian tanah
sawah Jaya Kepruk, tetapi gagasan itu sangat menguntungkan orang banyak.
Jaya Kepruk tidak setuju gagasan Lurah
yang merugikan dirinya.Tigor mendukung gagasan itu, demi kepentingan orang
banyak.Ia mencintai Minah, anak Jaya Kepruk, tetapi dukungan terhadap gagasan
Lurah tetap tak dicabut dan tak mengendor. Kepribadian kuat seperti itulah yang dibutuhkan untuk
membangun tanah air yang kita cintai
ini.
Dalam drama TVRI itu, kita jumpai
nilai-nilai manusia.Penyadaran pengertian bangsa, bahasa dan tanah air. Tokoh
Tigor yang dikatakan pemuda “seberang” oleh orang kampung di daerah Jawa Tengah, berhati lurus
sesuai dengan namanya, dan bertanggung jawab atas segala ucapan dan tindakannya.
Kesimpulan:
Kemesraan adalah hubungan akrab antara
pria-wanita atau suami-isteri.Kemesraan merupakan bagian hidup manusia.Di dalam
kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan.Kemesraan dapat
membangkitkan daya kreativitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya,
seni sastra, seni musik, seni tari, seni lukis dan sebagainya.
Dalam lukisan seni budaya itu mengandung
nilai-nilai kehidupan, moral pelakunya, kebobrokan sosial, ketidakadilan, dan
sebagainya.Semua itu wajib dikaji para cendekia agar dirinya tidak terkungkung
dalam bidangnya.
5. P E M U J A A N
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada
Tuhan.Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.Hal ini, karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna
kehidupan yang sebenarnya.Apakah sebab hal itu terjadi karena Tuhan pencipta
alam semesta.Seperti dalam surat Al-Furqan ayat 59-60 yang menyatakan,”Dia yang
menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa di antara keduanya dalam enam
rangkaian masa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha
Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu
diketahui”. Selanjutnya ayat 60, Bila dikatakan kepada mereka, “Sujudlah kepada
Tuhan Yang Maha Pengasih”.
Manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuhan sungguh Maha Pengasih dan
Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk pemujaan
atau sembahyang. Dalam surat An-Nur ayat 41 antara lain dinyatakan,”Apakah
engkau tidak tahu bahwasanya Allah itu dipuja oleh segala yang ada di langit dan
di bumi . . . . . .”
a.
Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat
berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi.
Sembahyang di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di candi bahkan di
tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada
Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Di alam semesta ini tidak ada seorang
pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha,
Kuasa, Mahatahu, Maha Menentukan, Mahabijak, Mahakasih dan masih banyak maha
lagi sifat Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
b.
Tempat pemujaan
Masjid, gereja, candi, pura, dan lain
lagi merupakan tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap
Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan
“berada”, karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka
wajarlah tempat-tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan
masing-masing.
Bangsa Indonesia memiliki Borobudur
sebagai tempat pemujaan agama Budha yang tidak ada duanya di dunia pada
jamannya.Untuk itu bangsa Indonesia bangga, meskipun bangsa Indonesia yang
tinggal di sekitar Candi Borobudur pada waktu ini tidak lagi memeluk agama
Budha. Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu
itu akan cintanya kepada Tuhannya.
c.
Berbagai seni sebagai manifestasi
pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta menimbulkan daya
kreativitas pencintanya. Pengertian kreativitas antara lain ialah mencipta.
Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa atau
sesuatu yang dipujanya.Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung
kepada kemampuan penciptanya.
6. BELAS KASIH
Dari
surat AL-Qalam ayat 4 maka manusia menaruh belas kasihan kepada orang lain,
karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang
berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Dalam
essay “C N Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat.
Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur “pamrih”.Belas
kasihan yang kita tumpahkan benar- benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas.
Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu berarti
tidak ikhlas , berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi di
dalam masyarakat.
7. MANUSIA DAN CINTA KASIH
Cinta
amat penting dalam kehidupan manusia.Karena cinta itulah kehidupan ini
ada.Bukan hanya manusia, bahkan binatang-binatang pun sesungguhnya berbuat
sesuatu karena dorongan perasaan cinta.Hanya bedanya, manusia berbuat karena
kesadaran atau akalnya, sedangkan binatang berbuat karena nalurinya.
Jadi
perasaan cinta pun dapat dipengaruhi oleh dua sumber, yaitu perasaan cinta yang
digerakkan oleh akal budi, dan perasaan cinta yang digerakkan oleh nafsu.Yang
pertama disebut cinta tanpa pamrih atau cinta sejati.Dan yang kedua disebut
cinta nafsu atau cinta pamrih.
Perasaan
antar sesama, hendaknya perasaan cinta yang berangkat dari dasar rasa ‘tepa
selera’. Dengan cara menempatkan diri kita pada diri orang lain. Dengan
demikian kita akan merasa satu dengan orang yang kita cinta. Dalam cinta kasih
atau cinta sejati tidak ada kehendak untuk memiliki, apalagi menguasai.
Cinta
kasih atau cinta sejati adalah rasa cinta yang tulus dan tidak memerlukan atau
menuntut balas. Maka cinta kasih itu akan meliputi seluruh dunia, tanpa melihat
suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainnya; karena ia tidak bergantung
kepada sesuatu yang ada dan melekat pada sesuatu yang dicintai. Cinta kasih
‘keberadaannya’ bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang bersifat eksternal, yang
ada di luar diri kita, melainkan justru oleh unsure-unsur yang besifat
internal, yang bersemayam dan berkembang di dalam diri kita masing-masing.
Cinta
kasih tidak mengenal diri, cemburu, persaingan dan sebangsanya.Dukannya adalah
duka kita, gembira nya adalah gembira kita.Bagi cinta kasih pengorbanan adalah
suatu kebahagiaan.Sebaliknya ketidakmampuan membahagiakan atau paling tidak
meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu
kesimpulan :
- Manusia
pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
- Cinta
kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan
kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus
sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
- Cinta
dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang
mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa
mengarah kepada yang dicintai.
- Cinta
itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi
manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang
diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan
yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat
menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini
penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Selanjutnya penulis juga mengharapkan
kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, M 1987.Budi Nuarani Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang.
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Terbuka.
Poedjawijatna, I.R. 1986. Etika, Filsafat Tingkah Laku. Jakarta :
Bina Aksara.
Faisal, Sanapiah dan Mappiare. Tanpa
Tahun. Demensi-Demensi Psikologi.Surabaya
: Usaha Nasional.
From.Erich. 1983.Seni Mencintai. Jakarta: Sinar Harapan
Widagdo, Drs. Djoko, dkk. Ilmu Budaya Dasar.Bumi Aksara ;
Tri Prasetya, Drs. Joko, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar MKDU. Rineka Cipta ;
Jakarta