Segala puji dan syukur
saya panjatkan kepada Allah SWT yang selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya
sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Manusia dan Keindahan : Keindahan, Renungan dan Keserasian “ ini dengan
sebaik-baiknya.
Makalah ini disusun untuk
memenuhi penilaian tugas dalam mata kuliah Ilmu Sosial Budaya di bidang
Softskill dengan judul “Manusia dan Keindahan : Keindahan, Renungan
dan Keserasian “. Makalah ini ditunjang dengan adanya pembahasan dan
studi kasus, yang bertujuan untuk memperlengkap pemahaman makalah sesuai dengan
tema. Semua terjabarkan secara lengkap dan tidak meniggalkan aspek lingkungan
sekitar yang berhubungan dengan makalah yang telah disusun.
Akhirnya kami berharap
makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi peningkatan
pembelajaran dan penambahan ilmu pengetahuan untuk mahasiswa yang lain. Penulisan makalah ini tidak sepenuhnya
sempurna, maka dari itu penulis sangat
memerlukan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan isi
makalah.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih dan semoga
penulisan laporan ini berguna bagi para pembaca dan khususnya penulis sendiri.
LINK DOWNLOAD PDF >>>> MANUSIA DAN KEINDAHAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia dilahirkan dan dibekali dengan banyak
sekali keindahan. Keindahannya baik dari dalam, dari luar, maupun yang ada
disekitarnya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan
kebenaranKeindahan alam arti luas
merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup
pula kebaikan. Kata keindahan berasal dari kata
indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah.
Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap
kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti
estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan
harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan
seluas-luasnya meliputi :
Keindahan seni, keindahan
alam, keindahan moral dan keindahan intelektual. Dalam rangka teori umum
tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomik,
nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segaa sesuatu
yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah
suatu relaitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan,
karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai
itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti
ketidakbenarannya.
Keindahan
mempunyai nilai yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat,
kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
BAB II
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan keindahan?
3. Menurut luasnya pengertian, dibagi menjadi berapa
keindahan itu?
4. Hakikat dari keindahan?
5. Apa hubungan manusia dengan keindahan?
6. Apa alasan manusia menciptaan keindahan?
7. Bagaimana cara untuk mengetahui suatu keindahan?
8. Apa saja nilai penting dalam keindahan?
9. Apa ciri-ciri pemikiran kefilsafatan dalam renungan?
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal
budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia
dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. Pengertian Keindahan
Keindahan,
sering diutarakan kepada situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal
dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan
kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya
tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri
dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman
persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik,
bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika,
sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah
sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan
keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Dalam
bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar
katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”. Kata benda Yunani klasik untuk “keindahan ”
adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk “indah” itu καλός, kalos.
Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata
sifat etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti “jam.” Dalam
bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan “berada di jam (waktu)
yang sepatutnya.”
C. Hakikat dari Keindahan
Keindahan
adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal
kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet
Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk
yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad
pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut
luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.
Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan
2.
Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam
hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.
Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat
diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
Keindahan
identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah
keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya
tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2
nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai
ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu
hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai
intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan
tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam
suatu tarian.
Teori
estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art”
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu
bersifat subjektif adanya, yakni karena manusianya menciptakan penilaian
indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan
bersifat objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang
intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu
merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas
keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan
objek substansi.
D. Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga
kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam
berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang
nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan
mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia
sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan,
bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan
Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran
disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia
mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat
terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua
bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu
ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak
kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan
kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan
pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai
daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu
berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang
lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda
dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan
untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai
kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh
merupakan persahabatan yang paling indah.
·
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai
berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma
dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga
dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan,
misalnya kawin paksa, pingitan, derajad wanita lebih rendah dari derajad
laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral
kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus
disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah ialah tata nilai yang
menghargai dan mengangkat martabat manusia, misalnya wanita. Hal ini menjadi
tema para sastrawan zaman Balai Pustaka, dengan tujuan untuk merubah keadaan
dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai contoh novel yang menggambarkan
keadaan ini ialah "layar terkembang" oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
"Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan
derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan
moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad
terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa
menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang
demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah. Yang tidak
indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain diungkapkan dalam
karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa sanjak yang dikemukakan oleh
W.S. Rendra berjudul "Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di
sini pengarang memprotes perbuatan bejad para pejabat, yang merendahkan derajad
wanita dengan mengatakan sebagai inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari
pelacur.
3) Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat
manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu
sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin
berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini
tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan
telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus
dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat
dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta
kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
E. Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya
dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan
dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Merenung artinya secara diam-diam
memikirkan sesuatu hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan
diri kita sendiri atau pembicaraan
dalam hati kita tentang suatu hal.
Setiap orang pernah merenung. Sudah
tentu kadar renungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang direnungkannya
sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang
direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek .
Setiap kegiatan untuk
merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut
berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi
dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang
menghasilkan pengetahuan yaitu Newton dengan gaya gravitasinya. Akan
tetapi tidak semua orang mampu berfikir kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan
mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir yang logik
dan anal itik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang
benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir
dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan
suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut
logika yang lain.
Penalaran merupakan
kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri kepada suatu analisis. Analisis
adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu, sehingga
pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak langsung. Pemikiran ilmiah
(keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada logika analitik.
Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda
dengan karakter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan
mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
A. Menyeluruh,
artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu.
Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu
yang lain. Hubungan ilmu dengan moral seni dan tujuan hidup.
B. Mendasar, artinya
pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala),
sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keilmuan.
C. Spekulatif,
artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk
pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai
dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
2.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya
cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung
unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang
berpakaian antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam
memakai wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang
berkulit kuning. Atau ke pasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya
berpesta menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak
serasi dan kurang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang
“Sayang” atau kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang
memandang itu merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi.
Dalam memadu rumah dan
halaman, rumah yang bagus dengan halaman luas dan tersusun rapi dengan
bunga-bunga yang indah, orang akan memuji keserasian itu. Tetapi sebaliknya,
rumah yang bagus yang tidak mempunyai halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang”
. Jadi dalam hal memadu rumah dan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang
seimbang.
Dalam berpakaian sangat
diutamakan keserasian warna dan bentuk serta potongan tubuh. Atau dapat juga
kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan pria pada waktu duduk. Setiap
orang melihat terheran-heran melihat wajahnya. Hampir semua mata memandang ke
arah wanita atau pria yang dikagumi semua yang hadir itu. Tetapi setelah
berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena tinggi orang itu tidak sesuai
dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti itu juga menyatakan
ukuran.
Contohnya Lagu merupakan
pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lembut yang terpadu
begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita
merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong- konyong suara yang seharusnya
menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya, kita tentu akan kecewa. Dalam
hal lagu, irama yang indah itu merupakan per tentangan yang ser asi.
Karena itu, dalam
keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan, bahwa keindahan pada
dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu
hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan
(Har mony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan
(Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari
berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata.
Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah suatu kumpulan hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan
Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan
kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Pendapat lain mengatakan, bahwa
pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan perenungan yang
menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan
tenang dan mempunyai citarasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup
sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan ingin
memperpanjangnya.
Keserasian tidak ada
hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan antara warna,
bentuk dan ukuran. Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada
tinggi-rendah, keras-lembut, dan panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan
menunjang keserasian, tetapi tidak selalu .
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari
kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa),
beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap, yakni sikap halus.
Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang. Lembut dalam
mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam sikap anggota
badan lainnya.
Halus itu berarti sikap
manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun masyarakat luas. Sudah
tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang sedang emosi ,
bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang ber musuhan.
Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus serta cinta
kasih terhadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut biasanya
suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang lain. Sikap
lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan, sederhana dalam
pergaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah hati.
Karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur bahasanya,
sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan derajat
dalam pergaulan.
Kehalusan atau kelembutan
atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai orang lain, orang yang dihadapi atau
orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang dinilai adalah gerak laku, roman muka,
tutur bahasa, dan sebagainya. Anggota badan yang melahirkan sikap
kehalusan itu ialah Kaki, Tangan, Kepala, Mulut, Bibir, Mata, Bahu. Selain itu
roman muka, perkataan, pemilihan kata, penyusunan kalimat dan irama bahasa juga
dapat dinilai halus dan tidaknya
Bagian Rohaniah yang
melahir kan sikap: Kemauan, Perasaan dan Pikiran atau Karsa, Rasa dan Cipta.
Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling mempengaruhi dan mewujudkan
tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang semuanya itu dapat dinilai kehalusan
dan kekasarannya. Cipta, rasa dan karsa itu membuat orang bergerak, karena itu
disebut “Trias Dinamika”.
4. Kontemplasi
Suatu proses bermeditasi,
merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna,
manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Disamping itu seni menurut
wataknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut logika deduktiv dapat
dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di kontemplasikan. Keesimpulan
ini mengandung dua saran :
a. Bahwa untuk dapat menciptakan keindahan dalam hasil karya seni
teerlebih dahulu harus ditempuh proses kontemplasi.
b. Keindahan yang berpadu dalam hasil cipta seni harus
dikontemplasikan untuk menemukan rahasia dan nilai-nilai dibalik keindahan
formalnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keindahan
pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan
itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang
mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetri),
keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri itu diambil
kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari
garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan adalah kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu berdampingan. Dua
hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia. Manusia diberikan keindahan yang
sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan
untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada pada
dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh
semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibutuhkan hal-hal seperti
renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya makalah ini penulis berharap
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis
juga mengharapkan kritik dan saran guna
peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Keindahan
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
Mustopo, M.Habib,1983, Ilmu budaya dasar,Usaha Nasional Surabaya, Surabaya.
Prasetya, Joko Tri,.dkk, 2004, ilmu Budaya Dasar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Suprapto W., 2004, Ilmu Budaya Dasar, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Widagdho, Djoko, dkk, 1994, Ilmu Budaya Dasar, Bumi Aksara, Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
Mustopo, M.Habib,1983, Ilmu budaya dasar,Usaha Nasional Surabaya, Surabaya.
Prasetya, Joko Tri,.dkk, 2004, ilmu Budaya Dasar, PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Suprapto W., 2004, Ilmu Budaya Dasar, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Widagdho, Djoko, dkk, 1994, Ilmu Budaya Dasar, Bumi Aksara, Jakarta
TAKE FULL OF CREDIT !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar