Jumat, 02 Januari 2015

PRAKTIKUM FISTER MENENTUKAN BESARNYA SUATU TAHANAN


PERCOBAAN L2
Menentukan Besarnya Suatu Tahanan

  
Praktikan :

Rifka Widya A
21010114060013
Caroline Maurensia YPN
21010114060014
M. Ikbal
21010114060015
Banu Sukarna
21010114060016
Suci Nurani Safitri
21010114060018




UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014



PERCOBAAN L2
Jembatan Wheatstone

1. Maksud Percobaan:
·         Menentukan besarnya suatu tahanan dengan mempergunakan metode Jembatan Wheatstone.


2. Alat yang dibutuhkan:
1.      Sumber arus
2.      Tahanan geser pengatur (RP)
3.      Bangku hambatan (RB)
4.      Komutator
5.      Galvanometer
6.      Penghubung arus
7.      Kabel-kabel penghubung
8.      Dua hambatan yang akan ditentukan besarnya
9.      Hambatan berbentuk kawat lurus pada mistar dengan peghubung-penghubung arusnya.


3. Teori Percobaan:
Suatu Jembatan Wheatstone adalah suatu susunan rangkaian seperti pada gambar (1)
Gambar 1
Dalam prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat panjang A-B seperti pada gambar (2)
Gambar 2
Dimana:

K         = Komutator untuk mengubah arus
Rp        = Hambatan pengatur arus
RB        = Tahanan yang diketahui
RX        = Tahanan yang harus dicari harganya
G         = Galvanometer
L          = A-B = Kawat tahanan lurus pada mistar yang dapat dibagi menjadi L1 dan L2
Dengan letak:
L1 disisi 1 dengan tahanan R1
L2 disisi 2 dengan tahanan R2
RB disisi 3 dengan tahanan RB
RX disisi 4 dengan tahanan RX
Jika jarum galvanometer G menunjukan nol berarti bahwa tidak ada arus menjadi G tidak ada beda potensial antara titik-titik C dan D.
Jadi:
                        VC = VD . . . . . (1)
Jika arus melalui AD, DB, dan CB berturut,turut, dimisalkan:
                        I1 , i2 , i­3 , dan i4 maka:
                        VA – VC = i3 . RB dan VA – VD = i1 – R1
Dengan persamaan (1) maka didapat:
                        I3 . RB = i1 . R1 . . . . . (2)
Dengan jalan yang sama didapat:
                        I4 . RX = i2 . R2 . . . . . (3)
Dengan persamaan (1), juga didapat:
                        I1 = i2 dan i3 = i4 . . . . . (4)
Dari persamaan (2), (3), dan (4) akan didapat;
                        RX = R2/R1 . RB . . . . . (5)
Jika kawat A-B serba sama dengan tahanan i tiap-tiap satuan panjang maka persamaan (5) menjadi:
                        RX = (L2 . i/L1 . i) . RB
                        RX = (L2/L1) . RB . . . . . (6)
Disini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara L2 dan L1 atau panjang kawat antara BD dan AD.


4Cara melakukan percobaan:
11.  Susunlah rangkaian seperti pada gambar 2 komutator K tetap terbuka dan belum dihubungkan dengan sumber arus.
22.      Hambat pengatur (RP) mula-mula dipasang maksimum.
33.      Setelahrangkaian diperiksa oleh asisten dengan persetujuannya barulah komutator K dihubungkan dengan sumber arus.
44.      Dengan kontak geser D kira-kira di tengah-tengah L, usahakan agar simpangan jarum Galvanometer G menjadi nol dengan cara mengubah-ubah besarnya hambat RP.
55.      Kurangi RP sedikit demi sedikit dan bersamaan dengan itu geser-geserlah kontak geser D, usahakan supaa simpangan jarum Galvanometer menjadi nol.
66.      Jika ini telah tercapai, catatlah L1 dan L2.
77.      Ubahlah arah arus dengan mengubah kedududkan komutator K. Ulangi percobaan 5 dan 6.
88.      Putuskan hubungan komutator dengan sumber arus. Ubahlah letak RB dan RX (RB sekarang terletak pada tempat RX semula dan sebaliknya).
99.   Ulangi percobaan 2 s/d 7 untuk kedudukan ini.
110.  Ulangi percobaan 2 s/d 7 untuk RX yang lain.
111.  Ulangi percobaan 2 s/d 7 untuk kedua RX dalam keadaan seri.
112.  Ulangi percobaan 2 s/d 7 untuk kedua RX dalam keadaan paralel.




5. Data Hasil Percobaan
Sisi 3
Sisi 4
Kedudukan D panjang sisi 1 (L1)
Rata2 harga III & IV L1
Panjang sisi 2 (L2) L2=  L-L1
Perhitungan

Sebelum komutasi
Sesudah komutasi

I
II
III
IV
V
VI
VII
RB
RX
a
b
L - c
*)
RB
RX1
50,10
48,60
49,35
50,65
1,23
RX1
RB
42,80
50,20
46,50
53,50
1,38
RB
RX2
50,20
49,20
49,70
50,30
1,21
RX2
RB
48,50
49,70
49,10
50,90
1,24
RB
RX Seri
31,40
31,50
31,45
68,55
2,61
RX Seri
RB
68,90
667.80
68,35
31,65
0,55
RB
RX Parl
66,30
65,00
65,65
34,35
0,62
RX Parl
RB
38,20
38,30
36,25
61,75
2,04
*)       RX11     =
**)     RX1      =  
-)       Harga terakhir RX        =
RB = 1,2 Ω
                                                                                   



6. Tugas Akhir
1.      Hitunglah harga masing-masing RX beserta ketelitiannya.
2.      Hitunglah RX dalam keadaan seri menurut teori.
3.      Hitunglah RX dalam keadaan paralel menurut teori.
4.      Hitunglah RX dalam keadaan seri menurut hasil percobaan. Hitunglah pula RX dalam keadaan paralel.
5.      Bandingkanlah hasil-hasil pertanyaan No.2 dan 3 dengan pertanyaan No. 4.
6.      Bila ketelitian dalam hasil pengukuran hanya tergantung pada penentuan panjangnya dua bagian kawat hambatan A-B, maka ketelitian terbesar akan terjadi bila D terletak di tengah-tengah A-B. Terangkan!
7.      Jika hambatan pengatur RP dikurangi, kepekaan akan menjadi …
8.      Berilah pembahasan tentang percobaan ini.
9.      Apakah gunanya tahanan geser RP?


7. Perhitungan:

V
VI
VII
VIII


*)
**)


49,35
50,65
1,23

46,50
53,50

1,04
49,70
50,30
1,21

49,10
50,90

1,15
31,45
68,55
2,61

68,35
31,65

2,59
65,65
34,35
0,62

36,25
61,75

0,704


8. Ralat

Rx1
No
W
Selisih
Penyimpanan (W)
1
2
1,23
1,04
+0,095
-0,095
0,095
0,095
Rata2
1,135
0
0,095

Ralat nisbi =
Keseksamaan = 100 % - 8,37%= 91,63%
Hasil Akhir = (1,135 ± 0,0,095)



Rx2
No
W
Selisih
Penyimpanan (W)
1
2
1,21
1,15
+0,03
-0,03
0,03
0,03
Rata2
1,18
0
0,03
Ralat nisbi =
Ketelitian = 100 % - 2,54 % = 97,46 %
Hasil akhir = (1,18 ± 0,03)

Rseri
No
W
Selisih
Penyimpanan (W)
1
2
2,61
2,59
+0,01
-0,01
0,01
0,01
Rata2
2,60
0
0,01
Ralat nisbi =
Ketelitian = 100 % - 0,384 % = 99, 615%
Hasil akhir = (2,60 ± 0,01)

Rparalel
No
W
Selisih
Penyimpanan (W)
1
2
0,62
0,704
-0,042
+0,042
0,042
0,042
Rata2
0,662
0
0,042
Ralat nisbi =
Ketelitian = 100 % - 6,344% = 93,656 %
Hasil akhir = (0,662 ± 0,042)

9. Pembahasan Pertanyaan
1.      Harga masing-masing RX
Rx1 =
Rx2 =
Rseri =
Rparl =

2.      Harga RX dalam keadaan seri menurut teori.
Rseri = Rx1 + Rx2 = 1,131 + 1,179 = 2,310Ω

3.      Harga Rx dalam keadaan parallel menurut teori

4.      Harga Rx­ seri dan Rx pararel dalam keadaan percobaan :
Harga Rx seri             = 2,60 W
Harga Rx pararel         = 0,662 W

5.      Perbandingan hasil-hasil pertanyaan no. 2, no. 3 dengan no. 4 adalah menurut percobaan harga harga Rx seri lebih besar dari Rx seri menurut teori dan Rx pararel pada teori lebih besar dari percobaan. Hal ini dikarenakan kurang ketelitian dalam melakukan percobaan.

6.      Ketelitian terbesar bila D terletak di tengah-tengah karena menyebabkan Rx11 dan Rx1 akan membuat harga akhir Rx = Rb seperti dalam rumus RX = (L2/L1) . RB jika L2 = RB, ini adalah ketelitian terbesar.

7.      Bila Rp (hambatan pengatur) dikurangi akan membuat arus listrik semakin besar sehingga ketelitian akan semakin besar.

8.      Pengukuran hambatan dengan metode jembatan wheatstone ini adalah dengan membandingkan L2 dan L1 dalam rumus :
RX = (L2/L1) . RB
9.      Tahanan geser Rp adalah untuk mengatur arus yang masuk

10. Kesimpulan
1. Jembatan Wheatstone yang merupakan metode dalam mencari tahanan mempunyai kecermatan yang baik dan praktis dalam mengatur hambatan.
2.     Rx (hambatan yang dicari) dapat ditentukan dengan rumus, dimana RX = (L2/L1) . RB harga Rb diketahui tersebut dahulu.
3.   Menghitung nilai tahanan dengan metode wheatstone punya ketelitian yang besar sebab dengan terbukti dengan hasil percobaan mendekati nol seperti teori.


download via pdf    DOWNLOAD PERCOBAAN L2